Rabu, 09 November 2016

Ayah, Bisakah Kau menyayangiku?

Cast : Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Suho
Genre : Sad, Drama, family
Author : Dwinovianti
Lengt : Ficlet
Catatan : Cerita ini hanya karangan saya, hayalan dan imajinasi saya dilarang menjiplak hargailah author. Gomawo~ (sebelumnya udah pernah di pos di blog aku yang dulu)

------------------------

Seperti biasanya. Dia pulang marah-marah. Menggedor-gedor pintu rumah yang sudah ku kunci rapat-rapat.

Aku bangun, tidurku yang nyenyak sudah biasa terganggu di tengah malam seperti ini. Ku lirik jam. Jam setengah 1. Biasanya Ia pulang jam 2 atau bahkan jam set 3.

Aku bergegas menuju pintu.
Membukanya dengan takut-takut. Seperti biasanya pasti Aku kena marah, entahlah aku salah apa. Aku selalu salah dimatanya, dan Aku pelampiasan semua kekesalannya.

" Bodoh! Lama sekali kau membuka pintu! "

Wajahnya ketakutan dan bersegera menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat. Aku hanya terdiam bingung dengan tingkahnya. Sesekali Ia mengintip dari jendela.

" Ada Apa, Ayah? " tanyaku ragu, karna sebenarnya Aku tau Aku takkan menemukan jawaban setiap Aku bertanya padanya. Hanya jawaban marahan dan tindakan kasar kepadaku.

" Bocah! Kau tak perlu tau. "
Ia mumukul kepalaku.

Aku menerimanya, tidak melawan, tidak sedih. Bagiku itu sudah biasa. Walaupun Aku lelah berada di situasi seperti ini.

Ia pergi meninggalkanku menuju kamarnya, lalu menutup pintu dengan cara membantingnya.

Aku berusaha tersenyum dan bergegas tidur lagi. Besok akan di adakan ujian Aku harus cukup tidur.

" Fighting, Chanyeol!! "

Aku berbaring di kasur menutup mata perlahan.

"Bangun, Bodoh!!"

Ayahku sudah berada di kamarku. Ia menarikku dari kasur. Aku hanya pasrah tak melawan. Ku kira Ayah sudah tidur setelah Ia masuk ke kamar.

" Aku minta nomer temanmu itu yang kaya, Suho. Anak Pemilik perusahaan Besar di korea " Untuk apa, Ayah? " jawabku heran.

" Cerewet! Berikan saja. "

Ia kemudian mencari hpku keseluruh kamarku. Memberantaki seisi kamarku.

" Aku sudah tidak punya Hp Ayah. "

" Apa? Kau kemanakan Hpmu? "

" A-Aku menjualnya. "

" Menjualnya? Bodoh!! "

Ia memukul kepalaku lagi.
Aku hanya menahan tangis.
Rasanya perasaanku yang kebal akan siksa Ayahku, kini mulai perih kurasakan.

"Kenapa kau jual hpmu, hah?"

Aku menelan ludah, terdiam merunduk. Sesekali Aku menelan ludahku lagi. Ayahku sangat geram sekarang.

" Aku butuh Uang untuk membayar sekolahku. "

" Bodoh!!! Besok, jika kau bertemu Suho, pinjam Uang padanya 30juta won. "

Aku membesarkan mataku kaget, "untuk apa?"

" Hutang kita banyak. "

" Hutang Ayah! Bukan Hutangku. " jawabku mulai melawan,

Parrr, tamparan menghantam pipiku.

" Ayah, Kenapa kau selalu bersikap kasar padaku? "

Air mataku mulai menetes.
Ayah hanya geram melihatku menangis dan menyeretku keluar dari kamar. Air mataku yang tak pernah turun setiap disiksa Ayah, sekarang mulai membanjiri pipiku.

" Aku sudah tidak mendapatkan kasih sayah Ibu lagi. kenapa tak kau beri Aku itu? "

Parrr tamparan itu membuat pipiku merah. Aku hanya bisa menelan ludah.

" berhentilah berjudi Ayah!!
Itu hanya merugikan kita, sekarang Ayah harus membayar 30juta, Aku takkan meminta pada Suho. "

Parrr.. Aku terbaring lemas. Air mata yang terus jatuh. Dan Aku baru ingat besok Aku ada ujian. Bagaimana bisa Au mengikuti ujian dengan baik jika kondisiku seperti ini?

Aku mencoba bangun walaupun tubuhku terasa lemas semua. Ku lihat Ayahku seperti kerasukan setan memandangku.

" Apa yang Ayah mau dariku? Masa remajaku selalu Ayah berikan dengan tamparan dan.. "

Aku berusah menghindar saat tamparan itu hendak Ia lakukan lagi padaku.

Ia menghela napas geram dan menendangku kemudian pergi dari rumah meninggalkanku.

Aku hanya menangis sambil memeluk lututku. Ku dengar pintu rumah yang di banting Ayahku dengan keras.

***

Semua murid di sekolah memerhatikanku yang kacau.
Aku berusaha tak peduli dan segera bergegas ke kelas.

" Chanyeol!! "

Aku kenal suara itu, Do Kyungsoo dan Suho.
Aku tidak menoleh kearahnya dan menutupi mukaku dengan telapak tanganku.

"Hei!"
Suho sudah ada di depanku,
Berusaha melihat wajah yang kututupi.

Do kyungsoo, dia hanya diam di samping suho. Dia tau, pasti tau. Ia satu-satunya orang yang tau Ayahku yang selalu melakukan ini padaku.

" Kau kenapa? " tanya Suho,
Aku menggeleng pelan.

Sementera Kyungsoo Ia tersenyum memberiku kekuatan lewat tepukannya.

***

" Park Chanyeol? Ada apa denganmu? "

Guru Kim bertanya padaku, setelah Kami semua akan memulai ujian di kelas.

Aku hanya terdiam sementara Guru Kim menatapku menunggu jawabanku, begitu juga murid yang berada dikelas
Ikut menatap dan menunggu jawabanku Kecuali, kyungsoo.

Ia hendak mengangkat tangannya. Aku meliriknya mengisyaratkan "jangan" Aku tau pasti dia ingin menceritakan semuanya.

" Kau berkelahi? "
Tanya Guru kim lagi.

Spontan Aku menggeleng.
Aku tidak berkelahi. Aku tidak Akan pernah memukul Seseorang atau membuat onar dengan berkelahi. Karna Aku tau rasa sakitnya saat jadi 'korban' dari perbuatan itu.

" Chanyeol, Tidak berkelahi. "
Kyungsoo membelaku.
Seisi kelas sekarang menatap Kyungsoo bukan menatapku lagi.

" Chanyeol Tidak pernah berkelahi. Bu Guru tau sendiri. Dia bukan murid seperti itu. "
Tambah kyungsoo.

" Lalu, kenapa dengan wajahmu itu, Park Chanyeol? "
Tanya Guru Kim lagi padaku.

Aku hanya diam seribu bahasa menunduk memandang meja. Entah apa yang harus ku katakan pada Guru Kim. Aku tidak akan memberitau semuanya.

" Park Chanyeol? " Guru kim memanggilku,

" Aku tidak bisa memberitau, Bu."

Guru kim hanya menghela napas setelah mendengar jawabanku,

" lupakan masalah chanyeol. Ujian akan dimulai. "

***

Sepulang Sekolah, Suho sudah di jemput oleh Ayahnya. Dengan mobil bagus dan senyuman tulus seorang Ayah saat menyambut anaknya.

Aku iri. Aku iri dengan senyum itu. Aku tidak pernah mendapatkan senyum itu dari Ayahku. Aku jadi teringat dengan Dia, Dia menyuruhku meminjam uang suho. Yang benar saja, 30juta won itu jumlah yang sangat banyak. Aku tidak akan bisa melunasinya, karna aku tau Ayahku takkan melunasinya, dia bukan berniat minjam pada suho tapi meminta.

Iya, saat Dia tau Aku berteman dengan anak Pemilik perusahaan besar korea. Dia terus mendesakku meminta uang pada suho. Aku berteman dengan suho bukan karna uang, tapi karna ia baik padaku.

"Chanyeol, Aku pulang duluan ya. Semangat kerjanya! Jika sudah selesai, kau pulang saja kerumahku, itu lebih aman. Ayah dan Ibuku juga selalu menerimamu kapanpun itu. "

Kyungsoo. Dia benar-benar sahabatku. Kami berteman dari kecil. Ia tau semuanya. Ibuku yang meninggal karna terus dipukuli Ayahku, dan Ayahku yang berperangai buruk seperti itu.

Kyungsoo dan keluarganya selalu menolongku. Bahkan Aku merasa mereka seperti orang tua kedua bagiku.

***

Aku bekerja paruh waktu di Kedai ramen. Untuk membayar sekolah dan memenuhi kehidupan sehari-hariku. Ayahku tidak pernah memberiku Uang. Tapi orang tua kyungsoo yang selalu memberiku uang. Tapi aku selalu menolaknya meskipun mereka selalu memaksa. Bagaimanapun juga Aku tidak ingin merepotkan orang lain.

" Selamat datang. " sapaku pada pelanggan yang baru datang.

Seorang anak lelaki seusiaku bersama ayahnya.

Aku segera bergegas menyiapkan ramen untuk mereka berdua menaruhnya pada meja mereka. "Selamat makan"

Aku melihat mereka berdua dari kejauahan. Bahkan Aku tidak pernah makan berdua dengan Ayahku.

Ku lihat Anak itu memaki Ayahnya hanya karna Ayahnya tak sengaja menumpahkan kuah ramen padanya.

" Ini kenapa Aku selalu menolak makan berdua denganmu. "

Hatiku teriris saat melihat tingkah anak itu. Aku melihat ayahnya sangat tulus dan senang bisa makan bersama dengannya. Namun kenapa Anak itu berlaku kasar pada ayahnya, seharusnya dia sadar dan bersyukur memiliki Ayah yang baik seperti itu tidak sepertiku.

***

Sepulang dari kedai. Aku terus memikirkan kejadian semalam. Aku takut Ayahku berulah lagi yang lebih parah. Walaupun sudah biasa, sekarang Aku sudah tidak tahan lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul
11 malam. Aku melewati rumah suho. Rumah mewah dan halaman rumah yang asri. Aku jadi ingat senyum ayah suho tadi sangat tulus. Ayahku? Kapan Ia lakukan itu padaku.

Ku lihat Ayahku di depan rumah suho. Memandangi rumahnya sambil melirik kearah sekitar. Aku tau apa yang akan dia lakukan.

" ayah!! "

Ayahku menoleh kearahku, ekspresinya sangat kesal saat tau aku ada disini

"Anak bodoh!! Pergi sana!! "

Aku tidak peduli dia terus menghinaku.

" Ayah. Jangan lakukan itu ku mohon!! "

" Diam kau!!"

Aku menghela napas.
" tapi tidak dengan cara ini. Ayah, jangan berurusan dengan polisi. "

" Diemlah kau bocah bodoh!! Kau berisik sekali! Nanti ada yang mendengar. Salah kau sendiri, kenapa kau tak meminjam pada suho, hah?"

Aku menarik tubuh ayah saat dia hendak masuk ke rumah suho. Dia terus berusaha melepaskan. Namun aku menahannya dengan kuat.

" lepaskan, Anak bodoh!! "

"Ayah!! Kenapa kau tak pernah berlaku baik padaku? Apa yang membuat ayah sangat membenciku? Kenapa ayah terus menyakitiku? Kenapa Ayah? Kenapa? "

Aku merintih, air mataku terus membanjiri pipiku. Ku lirik ayahku, matanya berkaca-kaca. Ayah, kau menangis?

" kenapa ayah? Kenapa kau tidak bisa jadi ayah yang baik? Apa yang membuat kau seperti ini? Kau tidak bahagia dengan cara seperti ini. Hentikan ayah, kumohon!"

Tangisku pecah dan Ayahku akhirnya berhasil lepas dari dekapanku. Ku lihat Ia juga menangis. Aku baru melihat Ia menangis. Aku tau sebetulnya ia juga sayang padaku entah karna apa sikapnya seperti itu.

" Ayah.. Apa kau mau Aku akan berakhir seperti Ibu? "
Tanyaku,
" Dulu ayah selalu memukuli Ibu sampai Ia... "

Parrr Ayahku menamparku lagi.

" Diam kau!! Jangan bahas itu lagi. "

Dia berlari meninggalkanku,
Aku mengikutinya terus memanggil namanya. Walaupun tak ada jawaban darinya.

Ayahku Menyebrangi jalanan. Truk berklason saat ayah meyebrang.

" Ayah!! "

Aku terus berteriak dan berlari kearahnya dan mendorong ayah agar tidak tertabrak truk dan Aku ...

***

Ku lihat semua menangis.
Kyungsoo, keluarga kyungsoo.
Suho juga ada begitu juga teman-teman sekolah dan guruku.

Dan Aku melihat sosok yang membuatku tersenyum. Ayah, Ia juga menangis. Ia menangis sangat kencang. Aku tidak pernah membencimu Ayah meskipun kau selalu jahat dan memberi luka pada tubuh dan hatiku.

Aku jadi pria yang taguh akan kerasnya hidup ini. Terimakasih ayah, namun mungkin ini akhirnya. Sama seperti Ibu, Aku juga berakhir sepertinya.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar