Jumat, 11 November 2016

Lirik Jeon Ji Yoon (JENYER) - I Do (Lyric and Indonesia Translation)

Indonesia

Seperti tanah yang keras
setelah hujan
Aku lebih kuat karna
Kau ada disisiku
Karna kau berada disana lagi hari ini
Aku bertemu kegelapan yang sama
Aku tidak takut sama sekali
Karna itu kau

Sendirian di jalan yang asing
Aku tidak bisa melihat
Aku tidak bisa melihat cahaya
Dalam mimpi yang kabur
Aku dapat melihat jalan
Tolong sayang jangan pergi

Ingatlah, Aku akan menjadi cahaya
Setiap saat, setiap malam
Aku akan bertemu kamu
Bahkan semua penderitaanmu
Setiap saat, setiap malam

Aku mendapatkan menembus
Tapi tidak tau bahwa itu sakit
Aku tidak merasakan apapun
Indraku menjadi bosan
Seperti harumnya bunga
Pegang tanganku
Hangat seperti ini
Karna Aku matahari
Aku terus disisimu

Sendirian di jalan yang asing
Aku tidak bisa melihat
Aku tidak bisa melihat cahaya
Dalam mimpi yang kabur
Aku dapat melihat jalan
Tolong sayang jangan pergi

Ingatlah, Aku akan menjadi cahaya
Setiap saat, setiap malam
Aku akan bertemu kamu
Bahkan semua penderitaanmu
Setiap saat, setiap malam

Aku memiliki kesedihan
Kau memiliki kebahagiaan
Matahari bersinar padamu
Cinta seperti yang kau inginkan
Tetap sebagai dirimu
Sayang Apa adanya . . .

Aku percaya hanya seperti ini
Setiap waktu, setiap malam
Kita percaya, Aku percaya kau selalu
Setiap waktu, setiap malam

Lirik

biondwi ttangi gudeojideushi ganghaejyeotji
naeyeope niga itgie niga isseotgie
oneuldo gateun eodumsogeseo neol mannatji
hanado duryeobji ana hangsang neoyeosseunikka

nasseongire honjanama kkeuchianboyeo
bichi anboyeo
himihaejin kkumsogeseo girianboyeo
Please baby don’ t you leave

gieokhae ni bichi doejulge
Anytime.. every night
apeumdo da gamssaaneukke
Anytime.. every night

jjillyeodo apeunji molla
I don't feel anything
mugamgak haejyeo hyanggi eomneun
kkochcheoreom
sonjaba ni yeope isseukke
ttatteuthage geunyang idaero
naega ’hae ’ nikka niyeop geudaero

nasseongire honjanama kkeuchianboyeo
bichi anboyeo
himihaejin kkumsogeseo girianboyeo
Please baby don’t you leave

gieokhae ni bichi doejukke
Anytime..every night
apeumdo da gamssaaneukke
Anytime..every night

seulpeumeun naegahakke haengbogeun neoman
taeyangi neol bichuge
Love niga weonaneundaero
Stay as you are
Baby just the way you are

I believe nan mideo idaero
Every time every night
We believe neol mideo eonjena
Every time every night
gieokhae ni bichi doejukke
Anytime , every night
apeumdo da gamssaaneukke
Every time , every night

English

Like the ground hardening after the rain, I got stronger
Because you’re by my side , because you were there
Again today , I met you in the same darkness
I'm not afraid at all because it was always you

Alone on a strange path , I can’t see the end , I can ’t see the light
In this blurry dream, I can’t see the path Please baby don’ t you leave

Remember , I’ll be your light
Anytime , every night
I ’ll embrace you , even all your pain
Anytime , every night

I get pierced but I don’t know that it hurts I don't feel anything
My senses are getting dull like a scentless flower
Hold my hand, I ’ll be by your side
Warmly , just like this
Because I ’m the sun , I'm right by your side

Alone on a strange path , I can’t see the end , I can't see the light
In this blurry dream, I can’t see the path Please baby don’ t you leave

Remember , I’ll be your light
Anytime , every night
I’ll embrace you , even all your pain
Anytime , every night

I'll have the sadness, you have only happiness
The sun shines on you
Love , just as you want
Stay as you are
Baby just the way you are

I believe , just like this
Every time every night
We believe , I believe you always
Every time every night

[Indo : ndndwi
Lirik&rom : colorcodedlyric.com]

Kamis, 10 November 2016

Lirik BTS (JIN) - AWAKE (With Indo and eng Translation)

Indonesia Translation

Aku tidak bisa setia dan jujur
Aku berusaha bertahan
Satu-satunya yang dapat ku lakukan hanya ini

Aku ingin tetap tinggal
Aku ingin sedikit lebih bermimpi
Tapi tetap saja ini adalah waktu
untuk Pergi

Yeah.. ini kebenaran, ini kebenaranya
Mungkin dipenuhi bekas luka
Tapi ini adalah takdirku, takdirku
Tapi Aku akan berjuang

Mungkin Aku, Aku tidak bisa terbang seperti kelopak bunga diatas sana
Aku tidak bisa menjadi seperti
Orang-orang dengan sayap
Mungkin Aku, Aku tidak bisa menyentuh langit
Tapi Aku ingin meregangkan lenganku
Aku ingin berjalan sedikit

Aku hanya berjalan dan berjalan
Dalam kegelapan ini
Waktu bahagia bertanya padaku apa Aku benar-benar baik? Oh No
Aku menjawab tidak
Aku sangat takut
Tapi Aku memegang erat 6 bunga
Dan aku hanya berjalan

Tapi ini adalah takdirku, takdirku
Tapi Aku akan berjuang

Mungkin Aku, Aku tidak bisa terbang seperti kelopak bunga diatas sana
Aku tidak bisa menjadi seperti
Orang-orang dengan sayap
Mungkin Aku, Aku tidak bisa menyentuh langit
Tapi Aku ingin meregangkan lenganku
Aku ingin berjalan sedikit

Benar-benar terjaga
Benar-benar terjaga
Benar-benar terjaga
Jangan menangis

Benar-benar terjaga
Benar-benar terjaga
Benar-benar terjaga
Tidak berbohong

Mungkin Aku, Aku tidak bisa terbang seperti kelopak bunga diatas sana
Aku tidak bisa menjadi seperti
Orang-orang dengan sayap
Mungkin Aku, Aku tidak bisa menyentuh langit
Tapi Aku ingin meregangkan lenganku
Aku ingin berjalan sedikit

Lirik

mitneun ge anya
beotyeoboneun geoya
hal su ineun ge
na igeoppuniraseo

meomulgo sipeo
deo kkumkkugo sipeo
geuraedo marya
tteonal ttaega dwaeneungeol

Yeah it’t my truth
It’t my truth
ontong sangcheotuseongigeji
but it’t my fate
It’t my fate
geuraedo balbeodungchigo sipeo

Maybe I, I can never fly
jeogi jeo kkoccipdeulcheoreom
nalgael dan geocheoreomeun andwae
Maybe I, I can’t touch the sky
geuraedo son ppeotgo sipeo
dallyeobogo sipeo jogeum deo

i eodum sogeul geunyang geotgo tto geotgo isseo
haengbokhaedeon sigandeuri naege mureosseo
neo neon jeongmal gwaenchanheun geonyago
Oh no

nan daedaphaesseo ani naneun neomu museowo
geuraedo yeoseot songi kkocceul sone kkok jwigo
na nan geotgo isseul ppunirago
Oh no

but it’t my fate
It’t my fate
geuraedo balbeodungchigo sipeo

Maybe I, I can never fly
jeogi jeo kkoccipdeulcheoreom
nalgael dan geocheoreomeun an dwae
Maybe I, I can’t touch the sky
geuraedo son ppeotgo sipeo
dallyeobogo sipeo jogeum deo

Wide awake Wide awake Wide awake
don’t cry
Wide awake Wide awake Wide awake
No lie
Wide awake Wide awake Wide awake
don’t cry
Wide awake Wide awake Wide awake
No lie

Maybe I, I can never fly
jeogi jeo kkoccipdeulcheoreom
nalgael dan geoscheoreomeun
andwae

Maybe I, I can’t touch the sky
geuraedo son ppeotgo sipeo
dallyeobogo sipeo
jogeum deo

ENGLISH

I’m not being faithful
I’m trying to endure
The only thing I can do
Is this

I want to stay
I want to dream a little more
But still
It is time to leave

Yeah it’s my truth
It’s my truth
It’s probably covered in scars
But it’s my fate
It’s my fate
But I want to struggle

Maybe I, I can never fly
Like the flower petals over there
I can’t become like those with wings
Maybe I, I can’t touch the sky
But I want to stretch my arm
I want to run just a little bit

I am just walking and walking in this darkness
Happy times asked me
If I am really okay
Oh no
I answered, no I am very frightened
But I tightly hold six flowers
And I’m only walking
Oh no

But it’s my fate
It’s my fate
But I want to struggle

Maybe I, I can never fly
Like the flower petals over there
I can’t become like those with wings
Maybe I, I can’t touch the sky
But I want to stretch my arm
I want to run just a little bit

Wide awake Wide awake Wide awake
Don’t cry
Wide awake Wide awake Wide awake
No lie
Wide awake Wide awake Wide awake
Don’t cry
Wide awake Wide awake Wide awake
No lie

Maybe I, I can never fly
Like the flower petals over there
I can’t become like those with wings
Maybe I, I can’t touch the sky
But I want to stretch my arm
I want to run
Just a little bit

[Trans indo by : ndndwi
Lirik & eng trans : kpopviral.com]

Rabu, 09 November 2016

Kim Hanbin

B.I aka KIM HANBIN


Gue mulai suka sama ini anak karna gayanya yang keren. Awalnya sih, suka Bobby di iKON tapi pas liat dia gayanya keren dan pas ngerapp di lagu climax pas iKON masih ber6 di WIN


Yang gue suka dari Hanbin adalah, dia itu bukan cuma kece aja, tapi juga berbakat rata-rata semua lagu iKON dia yang ciptain termasuk lagu-lagu pas jaman-jaman WIN and Mix and Match.


FanFiction : Change [Chapter 1]

Cast : Im Nayeon TWICE , Kim Hanbin IKON, Song Yunhyeong (yoyo) IKON
Genre : Family, Romance, Friendship
Rating : 17+
Leght : Chapter

---------------------------

- Im Nayeon POV -

Matahari masih sama terbit dari sebelah timur tanda dunia belum kiamat.

Namaku Im Nayeon, Sebut saja Nayeon. Tujuan hidupku hanya satu, pergi dari kehidupanku sekarang dan memulai kehidupan baru.

Aku memasukan semua barang-barangku ke-tas seledang kusamku, Tapi Aku tak peduli, Aku tidak tertarik akan fashion, Prinsipku adalah yang penting masih bisa dipakai.

Aku melihat sekitar kamarku, Berantakan. Aku menghela napas, dan segera pergi mengabaikan hancurnya kamarku. Aku tidak ingat kapan terakhir Aku kembali rajin membersihkan kamar.

Aku keluar kamar dan pergi menuju dapur. Seperti biasa Meja makan kosong terlihat disana hanya ada gelas kosong yang tertepel kertas. Pesan dari Im Yoona, Kakakku.

"Hari ini Aku lembur lagi."

Aku mengambil pesan itu dan membacanya, lalu membuang di tempat sampah dekat kulkas.

kulkas ku buka dan seperti biasa kosong, hanya ada roti yang tinggal satu itupun hanya sepotong.

"Terimakasih Yoona Eonni, Kau masih menyisahkannya untukku.."

Aku berteriak, walaupun Aku tau Yoona Eonni tak mendengarnya karna dia sudah pergi.

Ya! Semalam sudah ku lihat Rotinya memang tinggal satu dan Aku bersyukur walaupun cuman setengah, setidaknya dengan sepotong roti ini Aku sudah sarapan.

***

Aku menunggu Bus di Halte. Sesekali Aku lirik jam tanganku, masih jam 7. Tapi kemudian Aku menyadari, Jam tanganku rusak.

Aku menghela napas, karna baru ingat jam tanganku sudah rusak dari seminggu yang lalu. Tapi jam ini takkan pernah ku buang, Ini pemberian dari Ibuku. Akan selalu kupakai walaupun rusak.

Aku mengeluarkan ponsel dari saku celana Jeansku, celana kusam yang 3 minggu sekali ku cuci. Tapi jangan khawatir tidak bau, Karna Aku sudah menyeprotkan minyak wangi di celana jeansku.

Jam Sudah menunjukan pukul 9. Tempat kerjaku buka jam 10. Aku melirik memastikan Bus sudah datang atau tidak, belum juga ada tanda-tanda akan datang.

Hanya Aku yang menunggu Bus di halte ini tidak ada orang yang bisa ku ajak mengobrol. Tapi lebih baik begitu, Karna Akupun tidak suka berbicara dengan orang asing. Ya! Karna masalalu itu.

Bus datang. Aku masuk dan duduk. Memandang kearah luar dari jendela Bus yang terbuka sedikit. Angin pelan-pelan menerbangkan rambutku pirangku.

Ku lihat di jendela Sekelompok gadis remaja berseragam sekolah berjalan bersama sambil tertawa. Aku tersenyum tipis memandang mereka.

***

Aku bekerja sebagai pengantar Pizza yang tidak terlalu terkenal dengan gaji yang pas-pas.

Aku bersemangat mulai mengantar Pizza pertama ketempat tujuan. Angin siang hari yang begitu kencang menerbangkan rambutku.

Aku tersenyum tipis, menguatkan hati yang sudah lama menderita dalam kehidupan yang harus ku lalui ini.

Aku dan Eonniku, Yoona. Setiap hari dari Pagi hingga malam terus bekerja dan bekerja.

Aku memberhentikan motor karna lampu merah. Sekelompok anak kuliah seusiaku melewati zebracross.

Aku memandangi mereka. 3 gadis 2 laki-laki. Aku menghela napas dan mataku mulai berkaca-kaca Aku membuang pandanganku ke langit biru agar air mataku tak turun dan kembali melihat ke arah depan.

Masih ada Orang yang menyebrang disana, Seorang pria yang sedang serius mengetik pesan di ponselnya dan menyebrang dengan langkah yang begitu cepat.

Lampu kembali hijau, dan Aku mulai melaju kencang ke tempat tujuanku mengantar pizza ini.

Kuliah? Semua rencana itu musnah sekarang. Sekarang bagiku dan kakakku, Im Yoona. Kuliah tidak penting, yang terpenting kami bisa makan dan membayar uang sewa rumah itu saja.

- Song Yunhyeong POV -

Aku merebahkan tubuhku di kasur temanku. Kim Hanbin, Teman dari kecilku.

Hanbin sibuk dengan Gamenya. Sehabis pulang dari Kuliah Ia terus berkutat dengan Gamenya dan menghiraukan segala ocehanku sedari tadi.

" Kau tidak lapar? " tanyanya tiba-tiba dan menaruh ponselnya di kasur dekatku,

" Pesan Pizza aja, oke? " ucapnya lagi dan bangun dari kasur menuju meja belajarnya hendak mengambil buku catatan kecilnya.

" Kau yang pesan ya.. " Hanbin memberi nomor Toko Pizza di buku catatannya.

Aku mengangguk dan mulai menekan nomer yang tertara di buku catatan itu.

" Hallo.. Aku Pesan Pizza rasa keju.. atas nama Song Yunhyeong."

Tak lama setelah ku tutup panggilan, Ponselku berdering. Dari Kim Donghyuk teman satu kuliahku,

" Ya? " jawabku,

"Oh, baiklah. Aku akan ke Perpustakaan sekarang. "

Aku menutup panggilan,

" Ada apa? Kau akan pergi?" tanya Hanbin padaku,

"Iya. Donghyuk menyuruhku ke perpus sekarang untuk mencari bahan tugas yang akan di kumpulkan besok. " jawabku,

" Oh, Aku akan mengantarmu."
Ajak Hanbin,

" Tidak perlu Aku akan naik Bus." Tolakku,

" Siapa yang mau mengantarmu sampai ke perpus? Maksudku, Aku akan mengantarmu sampai gerbang. " Hanbin tertawa,

Aku menjitak kepalanya yang lebih kecil dariku, "kau ini..." Hanbin hanya terkekeh.

Sesampai di gerbang Aku berpamitan dengan Ibu Hanbin dan Juga Hanbin.

" Aku pulang dulu, Bi. Maaf merepotkanmu. "

" Kau ini, seperti sama orang lain saja. " Ibu hanbin tertawa, " Ibu kedalam dulu ya, Yoyo. "

Ucap Ibu Hanbin padaku dengan sapaan biasaku, Yoyo.

" Hei! Pizzanya? " tanya Hanbin,

Aku mengeluarkan Dompet dan memberi uang pada Hanbin,

" Anggap saja Aku sedang Ulang Tahun, dan menraktirmu. " Aku tertawa,

" Baiklah. Terimakasih. Aku juga mau pergi beli minuman di minimarket. "

Akhirnya Aku dan Hanbin berjalan bersama hingga akhirnya Aku berjalan sendiri setelah Hanbin memasuki minimarket.

Setiba di Halte. Aku menunggu Bus sambil mendengarkan musik lewat earphone, tapi Bus belum juga datang. Akhirnya Aku putuskan berjalan kaki menuju perpustakaan.

Dengan terburu-buru Aku melewati zebracross sambil membalas pesan dari Donghyuk yang menanyakaan keberadaanku.

***

- Im Nayeon POV -

Aku sampai di tempat tujuan. Aku masih memakai helm dan tidak berniat untuk membuka.

Ku lihat tempat tujuanku pertama Rumah sederhana berwarna putih. Aku menekan Bel yang tertempel di depan gerbang rumah ini.

Tidak ada tanda-tanda sang pemilik membukanya. Aku menekan lagi. Tiga kali dan sampai ke-lima kali pintu terbuka.

Seorang Ahjuma menghampiriku, hendak membuka gerbang. Aku tersenyum berusaha ramah, dan memberi Pizza yang sedari tadi ku pegang.

" Maaf, Kami tidak memesan Pizza." Ungkapnya, ku lihat dari wajahnya tampak bingung sambil sesekali melirik Box Pizza yang ku pegang.

" Tapi Alamatnya benar disini. Atas nama Song Yunhyeong. " Jawabku, sambil membaca alamat dan nama pemesan yang kutulis di Ponselku.

"Song Yunhyeong?"

"Iya, Song Yunhyeong. Tadi Ia memesan Pizza di Toko kami. Maaf, benarkan Alamatnya disini? "

Aku menunjukan Alamat yang ada di Ponselku. Ahjuma itu mengangguk-angguk dan mengambil Box Pizza yang ku pegang.

" Tunggu sebentar, Aku akan mengambil uang. "

Aku mengangguk sambil tersenyum dan Ahjuma itu masuk kerumah sambil membawa Box Pizza.

" Ini uangnya. Cukupkan? " tanya Ahjuma itu,

Aku menoleh kearahnya, "Iya Cukup." Sambil mengambil Uang yang Ia beri, "Terimakasih sudah memesan di Toko Kami. " Ucapku ramah.

Aku menunduk dan pergi dari rumah itu.

Aku menggas motor milik Toko Pizza ini, menuju tempat tujuan berikutnya.

***

- Normal POV -

" Maaf, Aku telat. " ucap Yunhyeong saat sudah sampai di perpus dan duduk di tengah-tengah kelompoknya,

" iya, tidak apa-apa. Mana mungkin Aku tega memarahi, Anak pemilik perusahaan besar di korea. " ucap Donghyuk tertawa,

" Kau terlalu berlebihan. " Jawab Yunhyeong " Bagaimana? Apa kita mulai sekarang? " tanyanya,

" Kita sedang menunggu Pizza, Kerja kelompok sambil makan pizza itu lebih menyenangkan bukan? " ucap salah satu teman sekelompok,

Yunhyeong kembali teringat, Ia juga akan memakan Pizza tadi bersama Hanbin.

Yunhyeong lalu mengangguk tanda setuju dan mulai membuka buku-buku yang sudah berada diatas meja.

" Itu Pizzanya sudah datang. Hei!!" Ucap donghyuk, seraya berteriak ke arah Pengantar Pizza, Nayeon.

Nayeon Menoleh ke sumber suara, Ia menuju kearah orang yang memanggilnya.

Semua kelompok menanti kedatangan Pizza itu, kecuali Yunhyeong, Ia sibuk menulis tugas yang akan di kumpulkannya besok.

" Terimakasih Pizzanya. " ucap Donghyuk, setelah Nayeon memberikan 2 Box Pizza kepadanya.

" Selamat menikmati Pizza Kami. " ucap Nayeon Ramah.

Donghyuk Menaruh Pizza itu diatas meja, Yunhyeong melirik Pizza itu namun kembali menulis lagi,

" Hei, Song Yunhyeong. Makan dulu pizzanya. Kau bersemangat sekali mengerjakan tugas hari ini. " ledek Donghyuk,

" Song Yunhyeong? " gumam Nayeon dalam hati, " Bukankah itu nama yang tadi memesan pizza pertama?"

Yunhyeong tersenyum dan melihat ke arah pengantar pizza itu, seorang perempuan.

Nayeon diam dan terus melihat Yunhyeong. Yunhyeong tersenyum ramah pada Nayeon.

Nayeon mengerjapkan mata dan mengalihkan pandangannya ke arah donghyuk dan mengambil uang yang diberi donghyuk padanya.

" Terimakasih. " ucap Nayeon seraya menunduk tanda pemirsi pergi.

Yunhyeong terus melihat kepergian Nayeon. Sedangkan Nayeon berjalan terus menuju pintu keluar.

" Aku baru liat pengantar Pizza perempuan. " ucap teman Yunhyeong membuyarkan padangannya ke arah Nayeon,

Yunhyeong tersenyum dan mengambil pizza itu dan mulai memakannya,

" Dia cantik juga. " ucap Donghyuk dan mulai menulis tugasnya sambil sesekali memakan Pizza.

Yunhyeong kembali memandang kearah Nayeon, tapi sudah tidak ada keberadaan Nayeon disana.

***

- Im Nayeon POV -

Matahari akan tenggelam sekarang. Aku memandang langit-langit orange seoul dari jendela Toko.

Belum ada pesanan lagi. Tapi Tugasku di Toko ini akan selesai sebentar lagi. Aku akan pergi ke tempat kerjaku berikutnya menjadi pelayan Cafe .

Aku melihat sekitar, Hanya ada 4 pekerja termasuk Aku di Toko Pizza King ini. 2 seorang perempuan dan 2 seorang laki-laki.

Tidak ada yang akrab denganku. Aku jarang mengobrol dengan mereka, atau bahkan tidak pernah. Ya, hanya mengobrol sebatas penting saja, selebih itu aku lebih banyak diam dan melamun.

Semuanya berbanding terbalik dengan diriku yang dulu. Aku yang mudah akrab dan ramah dengan siapapun, terkenal ceria oleh teman-temanku. Sekarang diriku yang dulu tidak akan terlihat lagi.

Ya! Semua terjadi karna peristiwa itu. Aku hanya menghela napas. Mencoba melupakan, melupakan masa lalu, dan berusaha membangun masa depan yang lebih baik.

Aku mengelus jam tangan pemberian Ibuku, airmata ku mulai turun. Aku buru-buru menghapusnya sebelum ada yang melihat. Aku harus mengubah semuanya. Walaupun Aku sendiri bingung harus memulai dari mana dan harus berbuat apa.

***

- Normal POV -

Nayeon berjalan sambil memegang tas selempangnya. Pikirannya melayang-layang, mengingat masalalunya yang menyakitkan dan pandangannya mulai kabur.

Ia berpegangan pada lampu jalanan yang kebetulan berada disamping kirinya. Tidak biasanya Ia seperti ini, Mungkin karna seharian dia belum makan, hanya sepotong roti tadi pagi saja yang ia makan hari ini.

Nayeon berjalan lagi, walaupun sempoyongan, tapi Ia memaksakan kakinya berjalan menuju tempat kerjanya.

Cafe tempat Ia berkerja sudah terlihat, kira-kira 10 langkah lagi sudah sampai. Matanya semakin kabur. Nayeon memberhentikan langkah kakinya, memegang kepalanya yang semakin pusing.

Nayeon mulai berjalan lagi, tubuhnya semakin lemas. Ia terus mencoba berjalan, memaksa berjalan walaupun Ia tak bisa bertahan lagi.

Pandangannya semakin kabur. Cafe sudah mulai dekat Ia terus memaksa berjalan. Kepalanya benar-benar pusing. Nayeon tidak bisa bertahan lagi. Tubuhnya lemas dan akhirnya Ia jatuh.

Nayeon melihat Orang yang menangkap Tubuhnya. Samar-samar, karna pandangannya kabur. Seorang Pria mengenakan Topi dan wajahnya tidak jelas. Pandangannya semakin kabur, dan semuanya tiba-tiba menjadi gelap.

***

- Im Nayeon POV -

" Kau sudah sadar, Nayeon-ah? "

Aku membuka mataku perlahan-lahan. Orang-orang yang ku kenali memandangiku dengan khawatir, Pegawai Cafe tempatku berkerja.

Aku bangun dari kursi panjang Cafe ini, merubah posisiku yang semula tiduran di kursi ini menjadi duduk diantara mereka berdua, Sana dan Yeri.

" Bagaimana keadaanmu? " Tanya Yeri padaku,

" Badanmu panas, Nayeon. " Tambah Sana,

Aku hanya diam sambil memegangkan kepalaku yang masih pusing. Kenapa mereka begitu mengkhawatirkanku? Padahal Aku sangat cuek kepada mereka setiap bekerja.

" Lumayan. Kepalaku masih pusing. " jawabku singkat,

" kalau kau sakit, kenapa masih datang. Kau kan bisa ijin. Kau menyimpan nomorku, kan?"  Yeri tersenyum padaku,

Aku jadi merasa bersalah sekarang. Selama ini sikapku selalu dingin kepada Yeri, padahal Yeri selalu ceria menyambutku setiap Aku datang.

" Maaf jadi merepotkan kalian. " ucapku sambil merunduk,

" Ah, tidak apa-apa. Kau istirahat dulu saja disini. Aku kebelakang sebentar, Pelanggan sudah lumayan banyak. " Sana tersenyum padaku,

Aku juga selalu dingin dengan Sana. Padahal saat tidak ada pelanggan Ia selalu mengajakku berbicara. Tapi Aku selalu menanggapinya dengan acuh tak acuh.

Karna kejadian masalalu membuatku enggan akrab lagi dengan orang, apalagi ingin memiliki teman, sama sekali tidak terpikirkan olehku.

" Terimakasih banyak Sana. Kau juga Yeri. "

Sana dan Yeri mengangguk seraya tersenyum. Sana pergi menuju pelanggan yang baru saja datang sedangkan Yeri, masih disampingku dengan wajah semangatnya.

" Kau juga harus berterimakasih kepada Pacarmu. Kenapa kau tidak bercerita kalau kau punya pacar? Kitakan teman. Dia keren juga. " Yeri sumringah,

Pacar? Apa maksudnya pacar? Aku datang kesini sendirian. Berterimakasih pada pacarku?

" Pacar? "

" Iya. Yang tadi menggendongmu saat pingsan. " jawab Yeri,

Aku makin bingung. Aku kembali mengingat-ingat kejadian tadi. Aku baru ingat, ada orang yang menangkapku saat ku jatuh.

" Orang yang memakai Topi? " tanyaku penasaran,

Yeri mengangguk masih tersenyum sumringah, " Dia menggedongmu sampai kesini. "

" Sekarang. Orang itu dimana? " tanyaku makin penasaran,

Yeri menunjuk ke arah dapur, "Dia sedang mengambil Air Putih dan makanan untukmu. Nah itu Dia.."

Mataku tertuju pada Pria itu. Iya! Dia orang yang tadi. Topi yang sama ku lihat sebelum Aku pingsan. Dia tersenyum padaku, dan Dia membuka Topinya.

Mataku membulat sempurna, jam seolah berhenti. Mungkinkah itu Dia?

" Kau? Kim Hanbin? "

-------  To Be Continue -------

Always

Cast : Kim Hanbin and Kim Hanbyul
Genre : Family
Author : Dwinovianti
Catatan : Udah pernah di pos di blog aku yang dulu

--------------------------

Hanbin membuka matanya. Sinar matahari menyilaukan matanya yang baru ia buka perlahan,

" Siapa yang membuka
Jendelanya? " ucapnya heran,

" Oppa... "

Hanbin menoleh ke sumber suara,
Hanbyul sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Adiknya itu tertawa riang melihat sang kakak sudah bangun.

" Kau yang membuka jendela, Hanbyul? " tanya Hanbin, sambil sesekali mengucek-ucek(?) Matanya.

Hanbyul hanya mengangguk sambil tersenyum manis.
Hanbin bangun dari kasur dan menghampiri adik kesayangannya itu.

" Kau mau kencan denganku? "
Tanya Hanbin tertawa,

Hanbyul mengangguk riang,

" Baiklah, Oppa mandi dulu. Aku akan menemanimu seharian. "

***

Mereka berdua sudah rapih.
Mereka pergi sambil bergandengan tangan, benar-benar seperti kencan.

Hanbin sangat sayang dengan adiknya, Selama Ia menjadi member iKON, ia sudah tidak bisa bersama dengan adik kesayangannya lagi, selagi hari ini Ia libur, Ia berniat mengajak Hanbyul jalan-jalan berdua dengannya seharian.

Mereka pergi ke Lotte World.
Mereka mencoba semua permainan disana.
Hanbin juga membelikan ice cream untuk Hanbyul. Mereka berdua memakan ice cream itu. Mereka tak lupa berfoto bersama.
Hanbyul sangat senang karna akhirnya Ia bisa seharian bersama sang kakaknya yang sekarang sudah sangat sibuk.

Hanbin membuat Video,

" Hai Aku Kim Hanbin, dan Kau? "

Hanbin mengarahkan kamera ke wajah Hanbyul.

" Aku Kim Hanbyul, Adik Kim Hanbin leader iKON!! "

Hanbin yang mendengar itu tertawa, "Apa hari ini kau senang?" Tanya hanbin.

Hanbyul mengangguk sambil tersenyum,

" Iya aku sangat senang!! Saranghaeyo oppa!!"

Hanbyul memeluk Hanbin, hanbin membalas pelukan Hanbyul.
Hanbin menahan tangis,
Sekarang mereka tidak bisa lagi selalu bersama seperti dulu.

" Saranghaeyo Hanbyul!! Oppa sangat mencintaimu. Tumbuhlah menjadi gadis yang baik!!"

Hanbyul mengangguk mengisyaratkan bahwa Ia mengerti.

Langit sore yang kekuningan menemani mereka pulang ke rumah.
Hanbin menggendong Adik kesayangannya di pundaknya.
Hanbyul tertidur pulas, sepertinya Ia sangat lelah hari ini namun senyum yang terus mengembang menunjukan Ia bahagia hari ini.

"Aku akan tetap selalu bersamamu, Hanbyul. " bisik Hanbin pelan.

THE END

Gue pengen punya abang kek Hanbin yang sayang banget ke adeknya si hanbyul. jadi gue kepikir aja buat bikin ff ini hahahah :v

Ayah, Bisakah Kau menyayangiku?

Cast : Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Suho
Genre : Sad, Drama, family
Author : Dwinovianti
Lengt : Ficlet
Catatan : Cerita ini hanya karangan saya, hayalan dan imajinasi saya dilarang menjiplak hargailah author. Gomawo~ (sebelumnya udah pernah di pos di blog aku yang dulu)

------------------------

Seperti biasanya. Dia pulang marah-marah. Menggedor-gedor pintu rumah yang sudah ku kunci rapat-rapat.

Aku bangun, tidurku yang nyenyak sudah biasa terganggu di tengah malam seperti ini. Ku lirik jam. Jam setengah 1. Biasanya Ia pulang jam 2 atau bahkan jam set 3.

Aku bergegas menuju pintu.
Membukanya dengan takut-takut. Seperti biasanya pasti Aku kena marah, entahlah aku salah apa. Aku selalu salah dimatanya, dan Aku pelampiasan semua kekesalannya.

" Bodoh! Lama sekali kau membuka pintu! "

Wajahnya ketakutan dan bersegera menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat. Aku hanya terdiam bingung dengan tingkahnya. Sesekali Ia mengintip dari jendela.

" Ada Apa, Ayah? " tanyaku ragu, karna sebenarnya Aku tau Aku takkan menemukan jawaban setiap Aku bertanya padanya. Hanya jawaban marahan dan tindakan kasar kepadaku.

" Bocah! Kau tak perlu tau. "
Ia mumukul kepalaku.

Aku menerimanya, tidak melawan, tidak sedih. Bagiku itu sudah biasa. Walaupun Aku lelah berada di situasi seperti ini.

Ia pergi meninggalkanku menuju kamarnya, lalu menutup pintu dengan cara membantingnya.

Aku berusaha tersenyum dan bergegas tidur lagi. Besok akan di adakan ujian Aku harus cukup tidur.

" Fighting, Chanyeol!! "

Aku berbaring di kasur menutup mata perlahan.

"Bangun, Bodoh!!"

Ayahku sudah berada di kamarku. Ia menarikku dari kasur. Aku hanya pasrah tak melawan. Ku kira Ayah sudah tidur setelah Ia masuk ke kamar.

" Aku minta nomer temanmu itu yang kaya, Suho. Anak Pemilik perusahaan Besar di korea " Untuk apa, Ayah? " jawabku heran.

" Cerewet! Berikan saja. "

Ia kemudian mencari hpku keseluruh kamarku. Memberantaki seisi kamarku.

" Aku sudah tidak punya Hp Ayah. "

" Apa? Kau kemanakan Hpmu? "

" A-Aku menjualnya. "

" Menjualnya? Bodoh!! "

Ia memukul kepalaku lagi.
Aku hanya menahan tangis.
Rasanya perasaanku yang kebal akan siksa Ayahku, kini mulai perih kurasakan.

"Kenapa kau jual hpmu, hah?"

Aku menelan ludah, terdiam merunduk. Sesekali Aku menelan ludahku lagi. Ayahku sangat geram sekarang.

" Aku butuh Uang untuk membayar sekolahku. "

" Bodoh!!! Besok, jika kau bertemu Suho, pinjam Uang padanya 30juta won. "

Aku membesarkan mataku kaget, "untuk apa?"

" Hutang kita banyak. "

" Hutang Ayah! Bukan Hutangku. " jawabku mulai melawan,

Parrr, tamparan menghantam pipiku.

" Ayah, Kenapa kau selalu bersikap kasar padaku? "

Air mataku mulai menetes.
Ayah hanya geram melihatku menangis dan menyeretku keluar dari kamar. Air mataku yang tak pernah turun setiap disiksa Ayah, sekarang mulai membanjiri pipiku.

" Aku sudah tidak mendapatkan kasih sayah Ibu lagi. kenapa tak kau beri Aku itu? "

Parrr tamparan itu membuat pipiku merah. Aku hanya bisa menelan ludah.

" berhentilah berjudi Ayah!!
Itu hanya merugikan kita, sekarang Ayah harus membayar 30juta, Aku takkan meminta pada Suho. "

Parrr.. Aku terbaring lemas. Air mata yang terus jatuh. Dan Aku baru ingat besok Aku ada ujian. Bagaimana bisa Au mengikuti ujian dengan baik jika kondisiku seperti ini?

Aku mencoba bangun walaupun tubuhku terasa lemas semua. Ku lihat Ayahku seperti kerasukan setan memandangku.

" Apa yang Ayah mau dariku? Masa remajaku selalu Ayah berikan dengan tamparan dan.. "

Aku berusah menghindar saat tamparan itu hendak Ia lakukan lagi padaku.

Ia menghela napas geram dan menendangku kemudian pergi dari rumah meninggalkanku.

Aku hanya menangis sambil memeluk lututku. Ku dengar pintu rumah yang di banting Ayahku dengan keras.

***

Semua murid di sekolah memerhatikanku yang kacau.
Aku berusaha tak peduli dan segera bergegas ke kelas.

" Chanyeol!! "

Aku kenal suara itu, Do Kyungsoo dan Suho.
Aku tidak menoleh kearahnya dan menutupi mukaku dengan telapak tanganku.

"Hei!"
Suho sudah ada di depanku,
Berusaha melihat wajah yang kututupi.

Do kyungsoo, dia hanya diam di samping suho. Dia tau, pasti tau. Ia satu-satunya orang yang tau Ayahku yang selalu melakukan ini padaku.

" Kau kenapa? " tanya Suho,
Aku menggeleng pelan.

Sementera Kyungsoo Ia tersenyum memberiku kekuatan lewat tepukannya.

***

" Park Chanyeol? Ada apa denganmu? "

Guru Kim bertanya padaku, setelah Kami semua akan memulai ujian di kelas.

Aku hanya terdiam sementara Guru Kim menatapku menunggu jawabanku, begitu juga murid yang berada dikelas
Ikut menatap dan menunggu jawabanku Kecuali, kyungsoo.

Ia hendak mengangkat tangannya. Aku meliriknya mengisyaratkan "jangan" Aku tau pasti dia ingin menceritakan semuanya.

" Kau berkelahi? "
Tanya Guru kim lagi.

Spontan Aku menggeleng.
Aku tidak berkelahi. Aku tidak Akan pernah memukul Seseorang atau membuat onar dengan berkelahi. Karna Aku tau rasa sakitnya saat jadi 'korban' dari perbuatan itu.

" Chanyeol, Tidak berkelahi. "
Kyungsoo membelaku.
Seisi kelas sekarang menatap Kyungsoo bukan menatapku lagi.

" Chanyeol Tidak pernah berkelahi. Bu Guru tau sendiri. Dia bukan murid seperti itu. "
Tambah kyungsoo.

" Lalu, kenapa dengan wajahmu itu, Park Chanyeol? "
Tanya Guru Kim lagi padaku.

Aku hanya diam seribu bahasa menunduk memandang meja. Entah apa yang harus ku katakan pada Guru Kim. Aku tidak akan memberitau semuanya.

" Park Chanyeol? " Guru kim memanggilku,

" Aku tidak bisa memberitau, Bu."

Guru kim hanya menghela napas setelah mendengar jawabanku,

" lupakan masalah chanyeol. Ujian akan dimulai. "

***

Sepulang Sekolah, Suho sudah di jemput oleh Ayahnya. Dengan mobil bagus dan senyuman tulus seorang Ayah saat menyambut anaknya.

Aku iri. Aku iri dengan senyum itu. Aku tidak pernah mendapatkan senyum itu dari Ayahku. Aku jadi teringat dengan Dia, Dia menyuruhku meminjam uang suho. Yang benar saja, 30juta won itu jumlah yang sangat banyak. Aku tidak akan bisa melunasinya, karna aku tau Ayahku takkan melunasinya, dia bukan berniat minjam pada suho tapi meminta.

Iya, saat Dia tau Aku berteman dengan anak Pemilik perusahaan besar korea. Dia terus mendesakku meminta uang pada suho. Aku berteman dengan suho bukan karna uang, tapi karna ia baik padaku.

"Chanyeol, Aku pulang duluan ya. Semangat kerjanya! Jika sudah selesai, kau pulang saja kerumahku, itu lebih aman. Ayah dan Ibuku juga selalu menerimamu kapanpun itu. "

Kyungsoo. Dia benar-benar sahabatku. Kami berteman dari kecil. Ia tau semuanya. Ibuku yang meninggal karna terus dipukuli Ayahku, dan Ayahku yang berperangai buruk seperti itu.

Kyungsoo dan keluarganya selalu menolongku. Bahkan Aku merasa mereka seperti orang tua kedua bagiku.

***

Aku bekerja paruh waktu di Kedai ramen. Untuk membayar sekolah dan memenuhi kehidupan sehari-hariku. Ayahku tidak pernah memberiku Uang. Tapi orang tua kyungsoo yang selalu memberiku uang. Tapi aku selalu menolaknya meskipun mereka selalu memaksa. Bagaimanapun juga Aku tidak ingin merepotkan orang lain.

" Selamat datang. " sapaku pada pelanggan yang baru datang.

Seorang anak lelaki seusiaku bersama ayahnya.

Aku segera bergegas menyiapkan ramen untuk mereka berdua menaruhnya pada meja mereka. "Selamat makan"

Aku melihat mereka berdua dari kejauahan. Bahkan Aku tidak pernah makan berdua dengan Ayahku.

Ku lihat Anak itu memaki Ayahnya hanya karna Ayahnya tak sengaja menumpahkan kuah ramen padanya.

" Ini kenapa Aku selalu menolak makan berdua denganmu. "

Hatiku teriris saat melihat tingkah anak itu. Aku melihat ayahnya sangat tulus dan senang bisa makan bersama dengannya. Namun kenapa Anak itu berlaku kasar pada ayahnya, seharusnya dia sadar dan bersyukur memiliki Ayah yang baik seperti itu tidak sepertiku.

***

Sepulang dari kedai. Aku terus memikirkan kejadian semalam. Aku takut Ayahku berulah lagi yang lebih parah. Walaupun sudah biasa, sekarang Aku sudah tidak tahan lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul
11 malam. Aku melewati rumah suho. Rumah mewah dan halaman rumah yang asri. Aku jadi ingat senyum ayah suho tadi sangat tulus. Ayahku? Kapan Ia lakukan itu padaku.

Ku lihat Ayahku di depan rumah suho. Memandangi rumahnya sambil melirik kearah sekitar. Aku tau apa yang akan dia lakukan.

" ayah!! "

Ayahku menoleh kearahku, ekspresinya sangat kesal saat tau aku ada disini

"Anak bodoh!! Pergi sana!! "

Aku tidak peduli dia terus menghinaku.

" Ayah. Jangan lakukan itu ku mohon!! "

" Diam kau!!"

Aku menghela napas.
" tapi tidak dengan cara ini. Ayah, jangan berurusan dengan polisi. "

" Diemlah kau bocah bodoh!! Kau berisik sekali! Nanti ada yang mendengar. Salah kau sendiri, kenapa kau tak meminjam pada suho, hah?"

Aku menarik tubuh ayah saat dia hendak masuk ke rumah suho. Dia terus berusaha melepaskan. Namun aku menahannya dengan kuat.

" lepaskan, Anak bodoh!! "

"Ayah!! Kenapa kau tak pernah berlaku baik padaku? Apa yang membuat ayah sangat membenciku? Kenapa ayah terus menyakitiku? Kenapa Ayah? Kenapa? "

Aku merintih, air mataku terus membanjiri pipiku. Ku lirik ayahku, matanya berkaca-kaca. Ayah, kau menangis?

" kenapa ayah? Kenapa kau tidak bisa jadi ayah yang baik? Apa yang membuat kau seperti ini? Kau tidak bahagia dengan cara seperti ini. Hentikan ayah, kumohon!"

Tangisku pecah dan Ayahku akhirnya berhasil lepas dari dekapanku. Ku lihat Ia juga menangis. Aku baru melihat Ia menangis. Aku tau sebetulnya ia juga sayang padaku entah karna apa sikapnya seperti itu.

" Ayah.. Apa kau mau Aku akan berakhir seperti Ibu? "
Tanyaku,
" Dulu ayah selalu memukuli Ibu sampai Ia... "

Parrr Ayahku menamparku lagi.

" Diam kau!! Jangan bahas itu lagi. "

Dia berlari meninggalkanku,
Aku mengikutinya terus memanggil namanya. Walaupun tak ada jawaban darinya.

Ayahku Menyebrangi jalanan. Truk berklason saat ayah meyebrang.

" Ayah!! "

Aku terus berteriak dan berlari kearahnya dan mendorong ayah agar tidak tertabrak truk dan Aku ...

***

Ku lihat semua menangis.
Kyungsoo, keluarga kyungsoo.
Suho juga ada begitu juga teman-teman sekolah dan guruku.

Dan Aku melihat sosok yang membuatku tersenyum. Ayah, Ia juga menangis. Ia menangis sangat kencang. Aku tidak pernah membencimu Ayah meskipun kau selalu jahat dan memberi luka pada tubuh dan hatiku.

Aku jadi pria yang taguh akan kerasnya hidup ini. Terimakasih ayah, namun mungkin ini akhirnya. Sama seperti Ibu, Aku juga berakhir sepertinya.

THE END

Pertama Nge-Post

Assalamu'alaukum 😊

Ini pertama kalinya nulis blog disini. Move on dari blog sebelah~~

Blog ini di khususkan untuk meluapkan segala imajinasi gue yang absurd di FanFiction dan niatnya juga buat share terjemahan lagu kpop~

Disini lebih didominasi ngebahas perkpopan karna gue sendiri adalah kpopers kekekek~ jadi gak mungkinkan gw kpopers tapi bahas per-Thailand-an wkk.

Oke, Enjoy in Blog. Anyeong~~~~